Minggu, 03 Juni 2012

BAB 10. MANUSIA DAN HARAPAN


MANUSIA DAN HARAPAN
HARAPAN

Tidak ada manusia yang tidak mempunyai harapan, semua manusia yang hidup pasti mempunyai harapan. Karena harapan adalah sesuatu yang menjadikan manusia itu mempunyai arah yang akan dituju. Tanpa adanya harapan berarti manusia itu tidak mempunyai tujuan yang akan dicapai, sehingga setiap apa yang dilakukannya tidak tulus dari hatinya.


Harapan adalah keyakinan emosional pada kemungkinan hasil positif yang berhubungan dengan kejadian dan keadaan hidup. Harapan membutuhkan tingkat ketekunan yaitu percaya bahwa sesuatu itu mungkin terjadi bahkan ketika ada indikasi sebaliknya. Rasa keyakinan dalam pengertian ini sangat dekat dengan makna yang diberikan kepada iman.

Harapan merupakan keadaan emosional yang timbul karena adanya rasa kepercayaan pada hasil yang positif berkaitan dengan kejadian dan keadaan dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan harapan seseorang tergantung pada seberapa serius seseorang itu untuk meraih harapannya.

PERSAMAAN HARAPAN DAN CITA-CITA

          Harapan mengandung pengertian yang tidak terlalu berlebihan, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi gunung. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena hal tersebut belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat di dalam kehidupannya.

Hidup minus tujuan pasti tak berarti, tapi jika punya harapan, kita punya arah panduan. Harapan dan cita-cita akan membuat kita berjuang untuk mewujudkannya. Harapan menjadikan hidup penuh gairah dan semangat, sebagian orang bahkan menganggap cita-cita adalah pembeda antara orang hidup dan orang mati. Namun cita-cita tak mungkin tercapai gratisan, kita harus berjuang untuk meraihnya, semakin tinggi cita-cita semakin tinggi pula tangga-tangga yang harus ditempuh. Semakin besar kemauan, semakin besar pula rintangan yang menghadang. Meski begitu kita tidak perlu gentar melihat rintangan yang ada.Sekali ikrar diucap, pantang langkah surut kebelakang.

Cita- cita itu tak berarti profesi ataupun gelar tertentu. Apapun cita-cita kita tetap dalam rangka mencari keridhaan Tuhan. Sekali lagi tak ada cita-cita yang tercapai dengan cuma-cuma. Menjadi apapun kita, harus diawali dengan usaha yang sungguh-sungguh dan tekad yang kuat.

Dalam mencapai cita-cita diperlukan pengorbanan harta, pikiran, dan tenaga. Harta memang amat diperlukan dalam meraih cita-cita namun bukan yang paling utama. Modal terpenting adalah tekad kuat dan semangat pantang menyerah, juga kesabaran menghadapi rintangan dan kerikil-kerikil tajam yang menghadang.

PENYEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN

Manusia di kodratkan sebagai makhluk sosial. Jadi manusia tidak bisa hidup menyendiri dan harus begaul. Dengan kodrat ini manusia memiliki harapan. Manusia memiliki kebutuhan hidup umumnya kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Ini disebabkan karena kemampuan manusia ada batasnya.

Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

·         DORONGAN KODRAT

          Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.

Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

·         DORONGAN KEBUTUHAN HIDUP

Sudah kodrat pula mnusia memiliki bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan rohani. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia memiliki harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar