Jumat, 14 November 2014

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI WIRELESS YANG MELIPUTI HARDWARE , SISTEM OPERASI DAN PROGRAM APLIKASI YANG DIGUNAKAN PADA PERANGKAT WIRELESS




 
Pada tahun 1997 IEEE membuat suatu spesifikasi/standar WLAN yang pertama dengan kode IEEE 802.11 (bekerja pada frekuensi 2.4 GHz). Standar ini diciptakan oleh Komite IEEE (kode IEEE 802) yang menangani standardisasi jaringan LAN/MAN. Hanya sayang kecepatan komunikasi datanya baru 2 Mbps. Oleh karena itu, pada tahun 1999 muncul spesifikasi baru bernama 802.11b dimana tipe ini bisa mencapai data rate 11 Mbps.

PERKEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER SEBAGAI SARANA YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES TELEMATIKA




Dalam proses telematika jaringan komputer sangat diperlukan karena kegunaan tersebut, makan kegunaan dari jaringan komputer adalah unutk saling berinteraksi antar komputer yang satu dengan komputer yang lainnya. dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian dua atau lebih komputer. Komputer-komputer ini akan dihubungkan satu sama lain dengan sebuah sistem

Selasa, 14 Oktober 2014

Harapan ke Depan Dengan Adanya TELEMATIKA di Indonesia



Harapan ke Depan Dengan Adanya TELEMATIKA di Indonesia

Telematika di Indonesia saat ini sebenarnya sudah berkembang secara pesat, baik itu dari medianya yang kini sudah banyak terjual bebas dipasaran maupun dengan sumber daya manusianya yang kian hari kian melek teknologi.

Perkembangan TELEMATIKA Sebelum dan Sesudah Internet Muncul



Perkembangan TELEMATIKA Sebelum dan Sesudah Internet Muncul

A.    Perkembangan TELEMATIKA sebelum Internet muncul

Dahulu sebelum teknologi muncul, ketika seseorang ingin mencari alamat maka orang itu harus mengetahui daerah dari alamat itu dengan baik atau menanyakan ke orang – orang sekitar mengenai alamat tersebut. Hal tersebut menyita banyak waktu dan mungkin saja orang yang ditanyai bukanlah orang yang baik. Sekarang seiring berkembangnya teknologi, seseorang tidak perlu lagi bersusah payah mencari alamat, dengan menggunakan GPS seseorang dapat menemukan alamat dengan mudah.

Apa Itu Telematika?



Apa Itu Telematika?

Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika. Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekominikasi, media, dan informatika. Dalam Pengantar pada Mata Kuliah Hukum Telematikan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dinyatakan bahwa istilah telematika merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media, dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.

Kamis, 01 Mei 2014

Biografi HOS Tjokroaminoto

HOS Tjokroaminoto

Haji Oemar Sait (HOS) Cokroaminoto lahir di Desa Bakur, Madiun Jawa Timur 16 Agustus 1883. Ia anak kedua dari dua belas bersaudara, putra dari Raden Mas Cokro Amiseno, seorang Wedana Kleco dan cucu RT Adipati Negoro Bupati Ponorogo. Lahir dari keluarga bangsawan tak membuatnya bersikap angkuh, justru karena itulah ia akhirnya menjadi sebuah motor penggerak kemerdekaan bagi Indonesia saat semua manusia tertidur dalam belaian kompeni Belanda. Dialah tokoh politik yang berhasil menggabungkan retorika politik melawan penjajah Belanda dengan ideologi Islam hingga mengenyahkan penjajah dari Bumi Nusantara.

Senin, 31 Maret 2014

Jakarta Bebas Macet

Jakarta Bebas Macet

Tinggal dan besar di Jakarta membuat saya cukup tahu perkembangan kota ini. Sebagai pusat bisnis dan pemerintahan, membuat kota ini menarik banyak orang untuk datang dan mengadu nasib di sini. Roda ekonomi berputar semakin cepat, uang mengalir dengan deras, namun secara timpang perkembangan kota terjadi di sana sini.

Gedung perkantoran, apartemen dan pusat perbelanjaan yang membludak dari tahun ke tahun membuat pusat kota Jakarta semakin sesak. Di sisi lain perumahan juga semakin banyak di pinggi kota, membuat akses keluar masuk kota juga menjadi semakin sesak. Hal ini dikarenakan tidak diimbangi oleh pengembangan infrastruktur, terutama adalah transportasi massal. Tidak dapat diandalkan dan tidak nyaman adalah beberapa alasan mengapa warga Jakarta tidak mau menggunakan transportasi massal. Di sisi lain, kondisi transportasi massal telah menggeser gaya hidup kalangan menengah (yang proporsinya lumayan besar di kota Jakarta) untuk lebih memiliki kendaraan sendiri. Terutama setelah cicilan motor menjadi sangat mudah dan ringan, pekerja, mahasiswa dan pelajar di Jakarta lebih memilih membeli motor ketimbang menggunakan transportasi massal untuk mendukung kegiatan sehari-harinya.

Bagi para warga Jakarta dan sekitarnya, lalu lintas Jakarta adalah momok bagi semua orang. Dan dari kondisi yang buruk ini, pemerintah sudah memiliki beberapa rencana untuk mengembangkan tranportasi massal. Namun menurut saya rencana ini banyak yang kandas di tengah jalan, atau belum optimal berjalan. Proyek triple decker, subway, waterway dan monorail adalah beberapa proyek infrastruktur tranportasi yang gagal. Belum lagi proyek MRT yang sudah lama direncanakan tapi masih belum ada progress yang positif. Dari semua rencana, baru bus rapid transit yang sudah berjalan, atau kita menyebutnya dengan busway, atau transjakarta. Namun transjakarta sendiri belum optimal karena jumlah armada yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penumpang, lalu para pengendara yang menerobos jalur busway membuat busway tidak 100% bebas macet, efeknya adalah tidak ada pengaturan jadwal keberangkatan dan kedatangan bus dengan baik. Ada kalanya bus tidak datang selama 10 menit lebih saat jam pulang kantor, tapi di sisi lain satu halte dapat kedatangan 4 bus sekaligus, membuat kegiatan operasional yang kurang efektif.

Lalu saya terpikir, mengapa berpikir untuk membuat suatu moda baru namun mahalnya minta ampun, ketimbang memperbaiki dulu yang sudah ada: BIS KOTA dan mikrolet. Menurut saya dari sisi trayek dan jumlah armada, bis kota memiliki armada yang cukup banyak dalam satu trayek, terutama bis tanggung seperti metro mini dan kopaja. Selain itu mikrolet juga menjamur menyusuri jalan perumahan dan jalanan penyambung, yang dapat menjadikannya pengumpan dari bis kota yang lebih besar. Dari sisi trayek juga bis kota dan mikrolet sudah cukup mencakup daerah jakarta yang cukup luas.

Menurut saya ada beberapa hal mendasar yang patut diperbaiki untuk dapat meningkatkan kualitas layanan bis kota, antara lain peremajaan armada, penggantian sistem setoran ke sistem gaji, peningkatan sumber daya manusia dan penyeragaman dan penerapan standar kualitas. Di sisi lain dibutuhkan pembangunan infrastruktur pendukung antara lain halte, dan sistem pembayaran.

Usaha-usaha yang saya usulkan di atas memang tidak mudah untuk dilaksanakan, terlebih karena banyaknya pihak yang memiliki kepentingan masing-masing. Justru di sinilah regulator harus menertibkan operator dengan tegas dan disiplin. Penerapan standar seperti armada, sistem gaji dan sumber daya manusia yang harus dipenuhi operator, perbaikan dan integrasi sistem pembayaran (dapat mempertahankan tarif flat atau tarif sesuai jarak) sehingga dapat mempermudah cara pembayaran menggunakan RFID/pay wave card.

Kedisiplinan menjadi kunci dari perubahan. Jika peraturan dan standar diikuti dengan disiplin, maka kualitas layanan bis kota menjadi lebih baik, sehingga bis kota dapat menawarkan transportasi yang aman dan nyaman, serta dapat diandalkan. Saya percaya bahwa para pengendara motor dan mobil akan berpindah ke bis kota jika bis kota dapat menawarkan ketiga hal di atas: aman, nyaman, dan dapat diandalkan.

Sekali lagi, usaha ini memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Siapa sih yang tidak ingin kota Jakarta bisa bebas macet?



Penalaran


PENALARAN
Penalaran

Cara  berpikir  yang bertolak dari peengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan  beberapa konsep dan pengertian. Penalaran juga bisa dibilang membentuk sebuah proposisi sejenis,berdasarkan proposisi yang dianggap benar,dan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Secara sederhana, penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya.

Wujud dari evidensi
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya di masukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan infromasi (bahan keterangan). Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keteraangan itu merupakan fakta. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata. Bila seorang mengatakan bahwa ia telah melihat kapal musuh mendarat di sebuah pantai yang sepi, itu baru merupakan informasi.

Ada kemungkinan bahwa bisa terjadi kesalahan dalam evidensi itu. Dalam hal ini pembela akan mengajukan evidensi yang lain dengan mengatakan bahwa seorang yang lain telah mencuri pisau itu dan telah mempergunakannya untuk melakukan pembunuhan. Secara diam-diam pisau itu dikembalikan dan tanpa sadar telah dipegang oleh pemiliknya itu. Fakta-fakta yang dipergunakan sama, hanya proses penalaran yang disusun berdasarkan fakta-fakta itu berlainan.

Cara menguji data, menguji fakta, menilai autoritas
Cara Menguji Data

a.    Observasi
Fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dan sekaligus dapat menggunakannya sebaik-baiknya dalam usaha meyakinkan para pembaca, maka kadang-kadang pengarang merasa perlu untuk mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atu informasi itu. Tiap pengarang atau penulis harus mengadakan pengujian lagi dengan mengobservasi sendiri data atau informasi itu. Sesudah mengadakan observasi, pengarang dapat menentukan sikap apakah informasi atau data itu sesungguhnya merupakan fakta atau tidak, atau barangkali hanya sebagian saja yang benar sedangkan sebagian lain hanya didasarkan pada perasaan dan prasangka para informan.

b.    Kesaksian
Keharusan menguji data dan informasi, tidak selalu harus dilakukan dengan observasi. Kadang-kadang sangat sulit untuk mengharuskan seseorang mengadakn obeservasi atas obyek yang akan dibicarakan. Kesulitan itu terjadi karena waktu, tempat, dan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi hal itu penulis atau pengarang dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain, yang tidak mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan itu.
Demikian pula halnya dengan semua pengarang atau penulis. Untuk memperkuat evidensinya, mereka dapat mempergunakan kesaksian-kesaksian orang lain yang telah mengalami sendiri perisitiwa tersebut.

c.    Autoritas
Cara ketiga yang dapat dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka dalam bidang itu.

Cara Menguji Fakta

a.    Konsistensi
Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain.

b.    Koherensi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan dipergunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. Bila penulis menginginkan agar sesuatu hal dapat diterima, ia harus meyakinkan pembaca bahwa karena pembaca setuju atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang menemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu konklusinya.

Cara Menilai Autoritas

a. Tidak Mengandung Prasangka
dasar pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat autoritas sama sekali tidak boleh mengandung prasangka. Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas itu tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya.

b. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
dasar kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu autoritas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya tadi.
Walaupun jaman kita ini sudah begitu condong atau cenderung dengan berbagai macam spesifikasi, namun kita tidak boleh mengabaikan keahlian seseorang dalam beberapa macam bidang tertentu.

c. Kemashuran dan Prestise
faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi di balik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Seorang yang menjadi terkenal karena memperoleh lima medali emas berturut-turut  dalam pertandingan lomba lari jarak lima ribu meter, diminta pendapatnya tentang cara-cara pemberantasan korupsi.

d. Koherensi dengan Kemajuan
hal keempat yang perlu diperhatikan penulis argumentasi adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu. Pengetahuan dan pendapat terakhir tidak selalu berarti bahwa pendapat itulah yang terbaik. Tetapi harus diakui bahwa pendapat-pendapat terakhir dari ahli-ahli dalam bidang yang sama lebih dapat diandalkan, karena autoritas-autoritas semacam itu memperoleh kesempatan yang paling baik untuk membandingkan semua pendapat sebelumnya, dengan segala kebaikan dan keburukannya atau kelemahannya, sehingga mereka dapat mencetuskan suatu pendapat yang lebih baik, yang lebih dapat dipertanggung jawabkan. Sebab itu untuk memberi evaluasi yang tepat terhadap autoritas yang dikutip, pengarang harus menyebut nama autoritas, gelar, kedudukatif, dan sumber khusus tempat kutipan itu dijumpai. Bila mungkin penulis harus mengutip setepat-tepatnya kata-kata atau kalimat autoritas tersebut.
Untuk memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan hanya pada satu autoritas.

Silogisme Kategorial, Silogisme Hipotesis dan Silogisme Alternatif

Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
My : semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Mn : Rizfar adalah mahasiswa
K : Rizfar lulusan MA

My : Semua pelajar memiliki buku tulis
Mn : farizya tidak memiliki buku tulis

K : farizya bukan pelajar


Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial. Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent. Contoh:Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor Hari ini cerah ( premis minor )Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ). Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuenContoh:Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Para demonstran akan turun kejalan
Jadi presiden mubarak tidak turun.

Sekarang terjadi global warming (premis minor)
Maka hutan banyak yang gundul (kesimpulan).

Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum dipersiapkan dari sekarng, maka hasil tidak akan maksimal

Pembuatan karya ilmiah telah dipersiapkan
Maka hasil akan maksimal

Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden mubarak tidak turun ,para demonstran akan turun kejalan.


Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Pola berfikir Induktif
Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005) Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaanr induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.



Sumber : 
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
http://anggiehasan12.blogspot.com/search?updated-min=2014-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2015-01-01T00:00:00-08:00&max-results=4
http://kartikagustina.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran.html

Jumat, 31 Januari 2014

Abstrak

Abstrak

A. DEFINISI
Pengertian umum abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan, ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca.
Sedangkan pengertian khusus abstrak adalah sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara imajinatif sesuaru yang tidak dialami secara langsung.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalah sebuah daftar yang mencantumkan spesifikasi sebuah buku yang meliputi judul buku, nama pengarang buku, penerbit buku tersebut dan informasi lain yang terkait. Daftar pustaka biasanya ditempatkan pada halaman akhir sebuah buku, disusun secara teratur dan berurutan berdasarkan abjad.

KUTIPAN

KUTIPAN

Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.