JENIS-JENIS
KONFLIK
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang
tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik antar individu dalam organisasi
yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering
terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain.
3. Konflik antar individu dan
kelompok seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam
organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di
dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5. Konflik antar organisasi
konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA
KONFLIK
Setelah
mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik
tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.
Contoh Konflik dalam
Organisasi
Insiden
anarkis di halaman Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Jumat
(21/5/2010) sedikitnya mengakibatkan 22 mobil hancur dan 10 di antaranya
dibakar massa dengan bom molotov saat penyampaian visi dan misi calon bupati
dan calon wakil bupati setempat. Aksi rusuh ini merupakan rentetan demo yang
terjadi sejak KPU Mojokerto mencoret pasangan KH Dimyati Rosyid-M. Karel dari
kancah pertarungan. Aksi anarkis itu terjadi bersamaan penyampaian visi, misi
dan program pasangan cabup-cawabup. Selain melempari bom molotov, massa juga
membakar dan merusak puluhan mobil. Salah satunya mobil dinas Wakil Walikota
Mojokerto, H Masud Yunus, yang diundang menghadiri acara itu juga ludes dilalap
api. Sumber konflik berasal dari kekesalan pendukung salah satu bakal calon
bupati Mojokerto, yaitu pasangan Dimyati Rosyid-M Karel yang tidak lolos proses
verifikasi oleh komisi pemilihan umum. Keputusan ini ditetapkan setelah Rumah
Sakit dr Soetomo, Surabaya menegaskan surat rekomendasi hasil tes lanjutan ke
dua bersifat menguatkan hasil tes kesehatan pertama. Dimana pasangan ini
dianggap menderita gangguan multiorgan. Mereka mempertanyakan keabsahan
pelaksanaan tahapan yang dilaksanakan KPU.
Di area
perkantoran, massa merusak dan membakar mobil yang parkir di halaman. Tak hanya
mobil dinas (mobdin), namun juga mobil pribadi. Dengan pentungan yang
dibawanya, massa merusak kaca mobil. Sebagian lagi melempari bom molotov.
Dengan cepat, mobil-mobil itu terbakar. Bahkan, massa juga melemparkan bom
molotov ke Kantor Bagian Keuangan dan PDE. Sekelompok orang yang sebagian
memakai penutup muka itu terus melanjutkan aksinya. Mereka berkeliling memburu
mobdin. Dari kantor Bappeda, massa bergerak ke sebelah kantor Bagian Keuangan.
Beberapa mobil yang parkir di dekat masjid terbakar. Termasuk, mobdin Badan
Legislasi (banleg) yang baru pengadaan tahun ini. Mobdin Wakil Ketua DPRD
Kabupaten Mojokerto, Syaiful Fuad dan mobil Wawali Kota Mojokerto, Mas`ud Yunus
yang ditinggal menghadiri undangan penyampaian visi, misi tak luput dari
serangan massa dan dibakar. Jumlahnya terdapat 33 mobil yang rusak, yaitu mobil
dinas ada 25 unit dan mobil pribadi delapan unit. Dari jumlah itu, yang
terbakar 12 dan lainnya rusak.
Aksi massa itu
pun berusaha dihalau aparat kepolisian. Kendati sudah banyak mobil yang
terbakar, namun upaya kepolisian menuai hasil. Massa berhasil dipukul mundur.
Massa keluar dari pintu gerbang sebelah selatan kantor dewan. Selain itu, petugas juga berhasil mengamankan
sejumlah orang. Sementara itu, untuk memadamkan api yang melalap mobil-mobil
tersebut, didatangkan dua unit mobil pemadam kebakaran dari Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Kabupaten Mojokerto.
Sedangkan,
soal tuntutan sekelompok orang tersebut terlihat dari adanya poster yang
menegaskan stop dan tunda Pemilukada Mojokerto 2010. Hal itu karena pengumuman
Nomor: 09/KPU-Kab Mjk/IV/2010 tentang penetapan calon yang dianggap tidak sah
dan cacat hukum. Sebab, SK tersebut mengacu pada SK yang tidak ada. Yaitu, SK
KPU Kabupaten Mojokerto Nomor: 32/2010 tanggal 13 April 2010. Terhadap aksi massa tersebut, Wakil Ketua
DPRD Kabupaten Mojokerto, Syaiful Fuad menyampaikan, meskipun terjadi kerusahan
di luar gedung, namun pelaksanaan penyampaian visi, misi dan program pasangan
calon terus berjalan. Seluruh pasangan calon sudah menyampaikan visi dan
misinya sampai selesai.
Tanggapan Saya terhadap
konflik yang terjadi di atas
Menurut saya, hal yang terjadi
diatas tak pantas dilakukan. Karena sebenarnya masih banyak cara yang baik
untuk menyelesaikan suatu masalah seperti itu, tidak perlu terjadi kekerasan. Dan
hampir setiap masalah yang hampir sama seperti diatas selalu berakhir seperti
ini. Mungkin ini akibat buruknya hubungan pemerintah dengan rakyatnya. Jika pemerintah
mencontohkan kepada rakyatnya hal-hal yang baik dan menjalin hubungan baik,
tidak akan terjadi hal-hal yang seperti ini.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan secara
universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative.
Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan:
Menurut
Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas
tiga langkah utama, yaitu:
Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai
kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan
pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin
dilakukan.
Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan
tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell,
Proses pengambilan keputusan meliputi:
Proses pencarian/penemuan
tujuan
Formulasi tujuan
Pemilihan Alternatif
Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif
lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima
langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Identifikasi dan Diagnosa
masalah
Pengumpulan dan Analisis data
yang relevan
Pengembangan dan Evaluasi
alternative alternative
Pemilihan Alternatif terbaik
Implementasi keputusan dan
Evaluasi terhadap hasil-hasil
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar