Sabtu, 24 November 2012

Jenis-jenis Konflik




JENIS-JENIS KONFLIK

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3. Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5. Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.


SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.  
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.

Contoh Konflik dalam Organisasi
                Insiden anarkis di halaman Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Jumat (21/5/2010) sedikitnya mengakibatkan 22 mobil hancur dan 10 di antaranya dibakar massa dengan bom molotov saat penyampaian visi dan misi calon bupati dan calon wakil bupati setempat. Aksi rusuh ini merupakan rentetan demo yang terjadi sejak KPU Mojokerto mencoret pasangan KH Dimyati Rosyid-M. Karel dari kancah pertarungan. Aksi anarkis itu terjadi bersamaan penyampaian visi, misi dan program pasangan cabup-cawabup. Selain melempari bom molotov, massa juga membakar dan merusak puluhan mobil. Salah satunya mobil dinas Wakil Walikota Mojokerto, H Masud Yunus, yang diundang menghadiri acara itu juga ludes dilalap api. Sumber konflik berasal dari kekesalan pendukung salah satu bakal calon bupati Mojokerto, yaitu pasangan Dimyati Rosyid-M Karel yang tidak lolos proses verifikasi oleh komisi pemilihan umum. Keputusan ini ditetapkan setelah Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya menegaskan surat rekomendasi hasil tes lanjutan ke dua bersifat menguatkan hasil tes kesehatan pertama. Dimana pasangan ini dianggap menderita gangguan multiorgan. Mereka mempertanyakan keabsahan pelaksanaan tahapan yang dilaksanakan KPU.
Di area perkantoran, massa merusak dan membakar mobil yang parkir di halaman. Tak hanya mobil dinas (mobdin), namun juga mobil pribadi. Dengan pentungan yang dibawanya, massa merusak kaca mobil. Sebagian lagi melempari bom molotov. Dengan cepat, mobil-mobil itu terbakar. Bahkan, massa juga melemparkan bom molotov ke Kantor Bagian Keuangan dan PDE. Sekelompok orang yang sebagian memakai penutup muka itu terus melanjutkan aksinya. Mereka berkeliling memburu mobdin. Dari kantor Bappeda, massa bergerak ke sebelah kantor Bagian Keuangan. Beberapa mobil yang parkir di dekat masjid terbakar. Termasuk, mobdin Badan Legislasi (banleg) yang baru pengadaan tahun ini. Mobdin Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Syaiful Fuad dan mobil Wawali Kota Mojokerto, Mas`ud Yunus yang ditinggal menghadiri undangan penyampaian visi, misi tak luput dari serangan massa dan dibakar. Jumlahnya terdapat 33 mobil yang rusak, yaitu mobil dinas ada 25 unit dan mobil pribadi delapan unit. Dari jumlah itu, yang terbakar 12 dan lainnya rusak.
Aksi massa itu pun berusaha dihalau aparat kepolisian. Kendati sudah banyak mobil yang terbakar, namun upaya kepolisian menuai hasil. Massa berhasil dipukul mundur. Massa keluar dari pintu gerbang sebelah selatan kantor dewan.  Selain itu, petugas juga berhasil mengamankan sejumlah orang. Sementara itu, untuk memadamkan api yang melalap mobil-mobil tersebut, didatangkan dua unit mobil pemadam kebakaran dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Mojokerto.
Sedangkan, soal tuntutan sekelompok orang tersebut terlihat dari adanya poster yang menegaskan stop dan tunda Pemilukada Mojokerto 2010. Hal itu karena pengumuman Nomor: 09/KPU-Kab Mjk/IV/2010 tentang penetapan calon yang dianggap tidak sah dan cacat hukum. Sebab, SK tersebut mengacu pada SK yang tidak ada. Yaitu, SK KPU Kabupaten Mojokerto Nomor: 32/2010 tanggal 13 April 2010.  Terhadap aksi massa tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Syaiful Fuad menyampaikan, meskipun terjadi kerusahan di luar gedung, namun pelaksanaan penyampaian visi, misi dan program pasangan calon terus berjalan. Seluruh pasangan calon sudah menyampaikan visi dan misinya sampai selesai.
Tanggapan Saya terhadap konflik yang terjadi di atas
Menurut saya, hal yang terjadi diatas tak pantas dilakukan. Karena sebenarnya masih banyak cara yang baik untuk menyelesaikan suatu masalah seperti itu, tidak perlu terjadi kekerasan. Dan hampir setiap masalah yang hampir sama seperti diatas selalu berakhir seperti ini. Mungkin ini akibat buruknya hubungan pemerintah dengan rakyatnya. Jika pemerintah mencontohkan kepada rakyatnya hal-hal yang baik dan menjalin hubungan baik, tidak akan terjadi hal-hal yang seperti ini.  

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:

Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:

Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.

Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.

Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.

Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
Proses pencarian/penemuan tujuan
Formulasi tujuan
Pemilihan Alternatif
Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Identifikasi dan Diagnosa masalah
Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
Pemilihan Alternatif terbaik
Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil


Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar