Diksi
Diksi
dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan
dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar
dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini
membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
·
Plilihan kata atau diksi mencakup
pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
·
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
·
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
·
Diksi
memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks
sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana
satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan
kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif,
sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan
karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata
dan sintaks.
Selain
itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap
kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari
kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata,
diantaranya :
·
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan
gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
·
Kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
·
menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan
kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan
mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan
efektif.
KESESUAIAN
DIKSI
Perbedaan
ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan
digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan
tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya
suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan
kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita
dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
A. Syarat-Syarat
Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat
kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1. Hindarilah sejauh
mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2. Gunakanlah kata-kata
ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya
penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3. Hindarilah jargon
dalam tulisan untuk pembaca umum.
4. Penulis atau
pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
5. Dalam penulisan
jangan mempergunakan kata percakapan.
6. Hindarilah
ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7. Jauhkan kata-kata
atau bahasa yang artfisial.
Hal-hal tersebut akan
diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini
1. Bahasa Standar dan
Sub Standar
Bahasa
standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka
yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam
suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa,
ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan
lain sebagainya.
Bahasa
non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang
tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai
dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam
bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu
wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahasa
standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya
cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.
2. Kata Ilmiah dan Kata
Populer
Pilihan
kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas
beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata ilmiah melawan kata-kata
populer. Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata
yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar
maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan kata-kata populer. Kata-kata
ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang
khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata
ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi
3. Jargon
Kata
jargon mengandung beberapa pengertian. Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau
struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga
untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran
bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua
franca. Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu
bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau
kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh
karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak
artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya
dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.
4. Kata Percakapan
Kata
percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan
orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak
boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak
disenangi. Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian
kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah
yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar
5. Kata Slang
Kata
slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan
jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan
dari salah ucap yang disengaja. Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat
pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat.
6. Idiom
Idiom
adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum,
biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara
logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya, misalnya:
seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak akan
memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama
artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom
yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.
7. Bahasa Artifisial
Yang
dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Fakta dan
pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan
langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia
mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena
angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda
serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang
jauh.
Biasa :Ia mendengar
bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda
dan pedati ketika langit mulai terang.
Jenis-Jenis Pilihan
Kata atau Diksi
1. Berdasarkan makna
a. Makna Denotatif
Makna denotasi
menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan
dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi,
pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya,
dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari
barang yang diwakilinya.
Contoh: Bunga melati
b. Makna Konotatif
Makna
konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari
sebuah kata.
Contoh: Bunga Bank
2. Berdasarkan leksikal
a. Sinonim
Sinonim adalah
kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh:
• sayang bersinonim
kasih
b. Antonim
Antonim adalah dua buah
kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh:
• Bagus berantonim
dengan jelek.
c. Homonim
Homonim adalah dua buah
kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
Contoh :
• Ibu mengukur kelapa
terlebih dahulu sebelum
Sumber:
http://noviadevina.blogspot.com/2012/11/pengertian-diksi-dan-contohnya.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar