Kepemimpinan
A. Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Teori
Kepemimpinan
Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses
mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara
sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership
adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin
harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian
dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Genetik (Genetic Theory)
Penjelasan kepemimpinan yang paling tua adalah
teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu
yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa
sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama
seorang pemimpin diperoleh secara genetik dad orang tuanya.
2. Teori Sifat (Trait Theory)
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan
bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter
pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian,
keunggulan fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki
keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan
yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki
seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju
3. Teori Perilaku (The Behavioral Theory)
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas
kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II
sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti
“behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinan.
Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode
ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku
seseorang untuk memimpin secara efektif.
4. Teori Situasional
Pengembangan teori situasional merupakan
penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan
kepemimpinan yang paling efektif.
Dalam “situational leadership” pemimpin yang
efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif
dan menerapkannya secara tepat.
Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini
harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan
dinamika situasi yang ada.
Arti
Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership, amatlah bereperan
penting dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus tegas dan bertanggugn
jawab dalam memimpin organisasinya. Pemimpi itu sendiri juga dapat mempengaruhi
anggota organisasi. Pemimipn yang baik adalah pemimpn yang bertoleransi,
pendengar yang baik, terbuka, dan tidak memandang bulu serta membawa dan
mengajak anggota organisasi untuk ke hal yang positif.
Tanpa adanya seorang pemimpin organisasi tidak
akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Seorang pemimpin hendaknya
memberikan contoh yang baik berupa tindakan nyata atau real action agar dapat
dicontoh oleh anggtoa organisasi. Jika pemimpin hanya mengandalkan anggota dan
tida kbergerak dengan real action, tentunya kepercayaan anggota dapat berkurang
kepada pemimpin tersebut.
B. Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal
yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
· Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi,
· Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
· Berambisi untuk merajai situasi,
· Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
· Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
· Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi,
· Adanya sikap eksklusivisme,
· Selalu ingin berkuasa secara absolut,
· Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
· Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
2. Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
· Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya;
· Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
· Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
· Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
· Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan ini lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang
kebapakan/keibuan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
· mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
· mereka bersikap terlalu melindungi,
· mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri,
· mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif,
· mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas
mereka sendiri,
· selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
4. Tipe Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa
dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya
sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki
inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
5. Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin
tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan
dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme.
6. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada
diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak
terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari
setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap
individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang
tepat.
C. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan
Pimpinan adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok
untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai
kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang
berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau
sekelompok orang yang merupakan anggota dan suatu perkumpulan atau pengikut
yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati
bersama guna mencapai tujuan.
Adapun situasi adalah suatu keadaan di mana
seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang
lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu
tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang
situasinya telah berlainan.
D. Implikasi
Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial
kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik
karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah
perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan
tersebut akan menjukukan kualitasnya
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar