Kerinduan Yang Mendalam
Disebuah
desa yang asri dengan udara yang sangat segar dan pemandangan gunung nan begitu
indah di daerah Sumatera Utara, itulah tempat tinggalku saat aku masih kecil
dulu. Aku tinggal bersama Kakek dan Nenek, merekalah yang mengurusi dan merawat
aku. Saat itu aku sudah kelas 2 SD, aku tinggal bersama kakek dan Nenek sudah
sejak berumur 4 tahun. Sedangkan Ayah dan Ibuku tinggal di Palembang, ya sangat
jauh jarak kami saat itu.
Ayah
dan Ibuku pergi ke Palembang sudah sejak aku berumur 5 tahun, sudah cukup lama
Ayah dan Ibu pergi tinggal di Palembang. Setiap hari aku selalu memikirkan Ayah
dan Ibu kapan akan datang, aku sudah sangat merindukan Ayah dan Ibu. Sudah 2
tahun lebih lamanya Ayah dan Ibu tak kunjung datang kerumah kakek. Terkadang aku
merasa kesepian, aku sering melamun dan aku pernah sampai jatuh sakit karena
selalu memikirkan kedatangan Ayah dan Ibu yang tak kunjung datang.
Tapi
untuk menghilangkan rasa kesepian setelah pulang dari sekolah aku sering pergi
bermain bersama teman-teman, disaat-saat bersama teman-temanlah aku bisa ceria
dan tidak merasa kesepian. setiap hari seperti itu hingga sore hari. Tapi
lama-lama aku jenuh juga dengan kondisi yang seperti itu, karena disaat
bermainpun aku sering melihat teman-teman ku bersama Ibu atau Ayahnya, aku
merasa iri dengan mereka, sangat rindu hati ini dengan Ayah dan Ibu.
Terkadang
aku sering menyendiri dipersimpangan jalan dekat rumah, melihat mobil yang lalu
lalang berharap Ayah dan Ibu yang datang. Setiap hari hal itu ku lakukan,
setiap pulang dari sekolah aku langsung pergi ke persimpangan jalan untuk
melihat mobil yang lalu lalang lagi dan berharap yang sama, berharap Ayah dan
Ibu yang datang. Berhari-hari aku lakukan hal itu, tapi Ayah dan Ibu tak
kunjung datang juga. Sempat aku patah semangat untuk hidup karena kerinduan
ini, makan, tidur, sekolah selalu teringat Ayah dan Ibu yang entah kapan
datangnya. Kakek dan Nenek selalu menghiburku, mereka sangat sayang dengan aku,
aku sangat beruntung memiliki mereka, mereka selalu memberi ku semangat hingga
aku yakin suatu saat Ayah dan Ibu pasti akan datang.
Pada
suatu malam saat aku sedang menonton TV bersama Kakek, Nenek dan Bibi kami
mendengar gonggongan anjingku pertanda bahwa ada tamu yang datang, Bibi
bergurau mengatakan “itu pasti Ayah yang datang haha”. Tapi aku tidak
memikirkan itu Ayah yang datang, biasanya Paman malam hari sering datang
kerumah. Tapi begitu pintu rumah dibuka, aku begitu kaget dan hampir tidak
percaya, ternyata Ayahku datang, sangat bahagia yang luar biasa aku saat itu,
kerinduanku selama ini lebur sudah.Tapi aku tidak melihat Ibu bersama Ayah, Ayah bilang Ibu masih di Palembang dan
Ayah datang untuk menjemputku.
Akhirnyapun
aku pergi dan pindah sekolah ke Palembang, saat aku akan pergi seakan aku berat
untuk meniggalkan Kakek dan Nenek, begitupun Kakek dan Nenek berlinang air mata
untuk melepasku pergi. Tapi aku dan Ayah harus tetap pergi ke Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar