Selasa, 31 Desember 2013

Kerinduan Yang Mendalam

Kerinduan Yang Mendalam

Disebuah desa yang asri dengan udara yang sangat segar dan pemandangan gunung nan begitu indah di daerah Sumatera Utara, itulah tempat tinggalku saat aku masih kecil dulu. Aku tinggal bersama Kakek dan Nenek, merekalah yang mengurusi dan merawat aku. Saat itu aku sudah kelas 2 SD, aku tinggal bersama kakek dan Nenek sudah sejak berumur 4 tahun. Sedangkan Ayah dan Ibuku tinggal di Palembang, ya sangat
jauh jarak kami saat itu.
Ayah dan Ibuku pergi ke Palembang sudah sejak aku berumur 5 tahun, sudah cukup lama Ayah dan Ibu pergi tinggal di Palembang. Setiap hari aku selalu memikirkan Ayah dan Ibu kapan akan datang, aku sudah sangat merindukan Ayah dan Ibu. Sudah 2 tahun lebih lamanya Ayah dan Ibu tak kunjung datang kerumah kakek. Terkadang aku merasa kesepian, aku sering melamun dan aku pernah sampai jatuh sakit karena selalu memikirkan kedatangan Ayah dan Ibu yang tak kunjung datang.
Tapi untuk menghilangkan rasa kesepian setelah pulang dari sekolah aku sering pergi bermain bersama teman-teman, disaat-saat bersama teman-temanlah aku bisa ceria dan tidak merasa kesepian. setiap hari seperti itu hingga sore hari. Tapi lama-lama aku jenuh juga dengan kondisi yang seperti itu, karena disaat bermainpun aku sering melihat teman-teman ku bersama Ibu atau Ayahnya, aku merasa iri dengan mereka, sangat rindu hati ini dengan Ayah dan Ibu.
Terkadang aku sering menyendiri dipersimpangan jalan dekat rumah, melihat mobil yang lalu lalang berharap Ayah dan Ibu yang datang. Setiap hari hal itu ku lakukan, setiap pulang dari sekolah aku langsung pergi ke persimpangan jalan untuk melihat mobil yang lalu lalang lagi dan berharap yang sama, berharap Ayah dan Ibu yang datang. Berhari-hari aku lakukan hal itu, tapi Ayah dan Ibu tak kunjung datang juga. Sempat aku patah semangat untuk hidup karena kerinduan ini, makan, tidur, sekolah selalu teringat Ayah dan Ibu yang entah kapan datangnya. Kakek dan Nenek selalu menghiburku, mereka sangat sayang dengan aku, aku sangat beruntung memiliki mereka, mereka selalu memberi ku semangat hingga aku yakin suatu saat Ayah dan Ibu pasti akan datang.
Pada suatu malam saat aku sedang menonton TV bersama Kakek, Nenek dan Bibi kami mendengar gonggongan anjingku pertanda bahwa ada tamu yang datang, Bibi bergurau mengatakan “itu pasti Ayah yang datang haha”. Tapi aku tidak memikirkan itu Ayah yang datang, biasanya Paman malam hari sering datang kerumah. Tapi begitu pintu rumah dibuka, aku begitu kaget dan hampir tidak percaya, ternyata Ayahku datang, sangat bahagia yang luar biasa aku saat itu, kerinduanku selama ini lebur sudah.Tapi aku tidak melihat Ibu bersama  Ayah, Ayah bilang Ibu masih di Palembang dan Ayah datang untuk menjemputku.
Akhirnyapun aku pergi dan pindah sekolah ke Palembang, saat aku akan pergi seakan aku berat untuk meniggalkan Kakek dan Nenek, begitupun Kakek dan Nenek berlinang air mata untuk melepasku pergi. Tapi aku dan Ayah harus tetap pergi ke Palembang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar